Rabu, 21 Desember 2016

Kepemimpinan dalam Perspektif Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, yang artinya akan selalu bergantung pada orang lain. Berangkat dari hal tersebut, maka manusia memerlukan tindakan kerjasama untuk dapat menjalankan kehidupan dengan baik. Maka tak heran, jika banyak bermunculan kelompok-kelompok atau organisasi yang dibentuk oleh manusia sebagai wadah untuk bekerja sama demi mencapai tujuan yang diinginkan bersama, disamping untuk menjalankan kehidupan dengan lebih baik.
Walaupun hal tersebut telah ada sejak zaman nenek moyang kita, hidup dalam berkelompok dan berorganisasi tetap tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi yang baik dan kondusif didalam berkelompok, perlu adanya keharmonisan antar anggota serta peraturan yang harus dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, setiap organisasi memerlukan orang-orang yang bisa mempengaruhi, mengarahkan, serta memotivasi anggota-anggotanya agar tujuan yang telah disepakati dapat tercapai dengan baik. Karena itulah, didalam organisasi muncul seorang pemimpin, yang fungsinya untuk mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi, serta mengawasi apapun yang ada didalam organisasi.
Sejatinya, hubungan antara pemimpin ataupun kepemimpinan dengan organisasi sangatlah erat, bahkan tak dapat dipisahkan. Bukan cuma dengan organisasi, namun juga dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan Islam menyebutkan bahwa “diri kita sendiri adalah pemimpin terhadap jasmani dan jiwa kita, yang akan dimintai pertanggung jawabannya di hari akhir kelak”.
Sekarang ini, kepemimpinan telah menjadi hal yang tak asing serta telah menjadi hal yang harus dipelajari oleh setiap orang. Walaupun begitu, masih banyak orang yang tidak bisa memimpin kelompoknya atau bahkan dirinya sendiri dengan baik. Masih sering kita dengar tentang seorang pemimpin pemerintahan yang melakukan hal-hal yang tidak terpuji seperti korupsi, atau bahkan tidak memimpin serta mengayomi masyarakatnya dengan baik. Hal itu tentu melenceng dari tujuan-tujuan memimpin dan kepemimpinan yang sebenarnya.
Islam pernah mempunyai contoh pemimpin yang sangat baik dan diakui oleh dunia serta bisa dicontoh oleh semua orang diseluruh dunia, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sifat serta tindakan dalam memimpin yang dilakukan Rasulullah SAW saat memimpin Madinah serta masyarakatnya saat masanya tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dengan Islam yang mengalami masa kejayaan pada saat Rasulullah SAW memimpin dan diikuti oleh kepemimpinan para sahabatnya yang sampai bisa memperluas kekuasaan Islam hingga ke Eropa. Dan tentu, hal itu tak lepas dari ajaran-ajaran Islam yang dipegang oleh Rasulullah SAW serta para sahabatnya.
Oleh karena itu, untuk menjadi pemimpin yang berkualitas lagi baik, kita perlu mencontoh kepemimpinan Rasulullah SAW. Selain itu, kita juga perlu mengetahui dan terus menggali ilmu kepemimpinan dalam perspektif Islam melalui makalah ini, yang diharapkan bisa menjadi ilmu serta bekal kita dalam memimpin. Baik itu memimpin orang lain maupun diri sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana seluk beluk kepemimpinan dan pemimpin?
- Bagaimana kepemimpinan dalam perspektif Islam?
- Apa manfaat dari mempelajari tentang kepemimpinan?

1.3  Tujuan
- Untuk mengetahui seluk beluk kepemimpinan dan pemimpin.
- Untuk mengetahui tentang kepemimpinan dalam perspektif Islam.
- Untuk mengetahui manfaat dari mempelajari tentang kepemimpinan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEPEMIMPINAN

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan secara etimologi terjemahan dari kata “leadership” yang berasal dari kata “leader”. Pemimpinan (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”yang artinya bimbing atau tuntunan. Dari “pimpin” lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing dan menuntun.
Selain itu, kata “pemimpin” telah didefenisikan oleh banyak ahli. Stogdill dalam Keith Grint (1997:114) menjelaskan bahwa kepemimpinan ialah sebagai suatu tindakan mempengaruhi kegiatan kelompok dalam usaha menyusun dan mencapai tujuannya. Di dalamnya terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang atau lebih), ada tujuan dalam orientasi kegiatan serta pembagian tanggung jawab sebagai bentuk perbedaan kewajiban anggota. Pendapat tersebut menegaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
Tetapi, proses mempengaruhi tersebut bukan hanya dilakukan oleh pemimpin, namun juga sebaliknya. Artinya, antara pemimpin dan anggota saling mempengaruhi (Achua dan Lussier,2010:6).
Kepemimpinan adalah proses memberikan inspirasi orang lain untuk bekerja keras dalam mencapai tugas-tugas penting (Schermerhorn, 2010:434). Disini dipahami bahwa kepemimpinan merupakan proses memberikan inspirasi kepada bawahan atau anggota. Intinya adalah bagaimana penimpin mempengaruhi bawahan agar mau bekerja keras dengan sukarela dalam mencapai tujuan.
Kemudian Owens (1995:117) menegaskan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain melalui interaksi sosial. Dengan kata lain, kepemimpinan terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dan tujuan pemimpin adalah berusaha mempengaruhi prilaku orang lain baik perorangan maupun kelompok.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tindakan orang lain, anggota secara individu dan kelompok dengan interaksi dua arah agar mau bekerja sama secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi, memberikan perintah serta memotivasi anggotanya.

2.1.2 Keterampilan dan Karakteristik Kepemimpinan

            Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh mutu keterampilan kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diangkat atau diserahi tanggung jawab sebagai manajer atau pemimpin dalam suatu organisasi. Para pemimpin harus memiliki keterampilan dan sifat-sifat yang baik sebagai syarat sukses bagi seorang pemimpin dalam organisasi tertentu.
Dalam aplikasinya, kecakapan dan keterampilan  seorang pemimpin mencakup hal-hal yang berikut: (1) Mengetahui bidang tugasnya, (2) Peka atau tanggap terhadap keadaan lingkungannya, (3) melakukan hubungan antar manusia (human relation) dengan baik, (4) mampu melakukan koordinasi, (6) Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, (7) Mampu mengadakan hubungan masyarakat.
Kemudian, George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management”, 1964 memaparkan sepuluh karakteristik pemimpin yang unggul, yaitu: (1) kekuatan, (2) stabilitas emosi, (3) pengerahuantentang relasi insani, (4) kejujuraan, (5) objektif, (6) dorongan pribadi, (7) keterampilan berkomunikasi, (8) kemampuan mengajar, (9) keterampilan sosial, (10) kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.


2.1.3 Peranan dan Efektivitas Kepemimpinan

Seperti yang kita tahu, kepemimpinan merupakan hal yang dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, serta sangat merekat dalam kehidupan aktivitas manusia. Baik dalam lingkungan masyarakat, pendidikan, maupun lingkungan kerja sebagai bentuk usaha dalam mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Menurut Achua dan Lusier (2010:11) paling tidak ada tiga peran pemimpin dalam kepemimpinannya, yaitu: (1) peranan interpersonal (juru bicara, pemimpin, dan perantara), (2) peran informasional (pemantau, penyebar gagasan, dan juru bicara, (3) peran pengambil keputusan (wirausaha, pemecah masalah, alokasi sumber daya, negosiator). Sejatinya, peranan pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang dan mengarahkan orang lain, dalam hal ini anggotanya, untuk melakukan hal-hal yang bisa mewujudkan sesuatu yang telah menjadi tujuan bersama. Banyak para pemimpin yang telah menunjukkan eksistensi dan peran strategisnya, seperti contoh Nabi Muhammad SAW, Ir. Soekarno, Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Nelson Mandela, dan  lain-lain. Mereka merupakan para pemimpin dunia yang berpengaruh lalu muncul ke permukaan dan mencetak sejarah.
Peranan pemimpin didalam biduk kepemimpinan secara singkat yaitu memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi, atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi-komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan waktu perencanaan.
Selain itu, pemimpin pada umunya merefleksikan sifat-sifat dan tujuan dari kelompoknya. Kelompok kriminil akan memilih pemimpin yang ahli dalam hal kejahatan. Sekumpulan orang ambisius dan dan radikan, akan memilih orang yang paling radikal sebagai pemimpin. Jadi, pemimpin itu sedikit atau banyak pasti merupakan ringkasan pendek dari sikap mental kelompoknya pada saat itu.
Kepemimpinan dapat menjamin keberhasilan tugas seorang pemimpin. Namun hasil kerja atau pelaksanaan tugas tidak selalu dicapai dengan efektif karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil kerja seorang pemimpin baru dikatakan efektif apabila terdapat keampuhan dalam pelaksanaan tugas yang dicapai baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ketidak efektifan suatu tugas dapat pula terjadi karena tidak dilaksanakan oleh tenaga profesional, tidak berpengalaman, tidak memiliki kemampuan prima, daya dukung dan anggota organisasi rendah.

2.2 KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

2.2.1 Konsep Kepemimpinan Islam

Kepemimpinan merupakan tanggungjawab, bukan merupakan fasilitas tetapi kepemimpinan memerlukan pengorbanan dan melayani orang yang dipimpin. Dalam Islam, arti pentingnya kepemimpinan ditegaskan dalam hadist Nabi dari Ibnu Umar sebagai berikut:
حديث عبدالله بن عمر رضى الله عنه، أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم، قال: كلّكم راع فمسؤل عن رعيّته، فالأمير الّذى على النّاس راع وهو مسؤول عنهم، والرّجل راع على أهل بيته وهومسؤل عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهى مسؤلة عنهم، والعبد راع على مال سيّده وهو مسؤل عنه، ألا فكلّكم راع وكلّكم مسؤل عن رعيّته.
أخرجه البخارى فى ٤٩ كتاب العتق: ١٧ باب كراهية التطاول على الرقيق
Hadits dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari).
            Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa selama manusia masih merupakan makhluk sosial, mereka selalu ingin hidup bersama dalam  masyarakat, maka setiap orang akan dituntut untuk mengambil perannya sebagai seorang pemimpin di masyarakatnya masing-masing baik dalam masyarakat yang primitif maupun modern. Masing-masing individu harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya, baik sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh kelompoknya maupun pemimpin alami, seperti dalam keluarga.
            Selain itu, konsep kepemimpinan dalam Islam  juga diuraikan dalam surah Al-Baqarah ayat 124 sebagai berikut:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
[Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah (setelah itu) berfirman: “Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak berlaku untuk orang-orang zalim”.]
            Menurut ayat diatas, ada beberapa hal yang perlu ditegaskan. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Alqur’an bukan sekedar kontrak sosial antara antara pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi juga merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt, dengan kata lain amanat dari Allah. Kedua, kepemimpinan menuntut keadilan, karena keadilan adalah lawan dari sifat zalim atau aniaya yang dijadikan syarat oleh ayat diatas, dan keadilan tersebut harus dirasajan oleh semua pihak.


2.2.2 Sifat-sifat dalam Kepemimpinan Islam
            Jika kita cermati dari Alqur’an dan Hadis, ada empat sifat yang harus dipenuhi seorang pemimpin. Dan hal ini telah ditunjukkan oleh para nabi dan rasul seperti Nabi Muhammad SAW dan yang lainnya yang notabene adalah pemimpin umat pada zamannya. Hal-hal tersebut adalah:
a.       Ash-Shidiq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap, serta dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan, sifat jujur merupakan hal yang utama untuk menciptakan kepemimpinan yang sukses. Karena dengan kejujuran, pemimpin tersebut akan dicintai oleh bawahannya, sehingga dengan hubungan yang baik antara pemimpin dengan bawahannya akan tercapailah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan sukseslah kepemimpinannya.
b.      Amanah, berarti mempu memikul tanggung jawab dengan baik dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Pemimpin seharusnya memelihara sebaik-baiknya apa yang diserahkan padanya, baik amanah dari Allah mupun dari orang-orang yang dipimpinnya. Apabila pemimpin telah amanah dan bertanggung jawabdalam melaksanakan setiap tugas dan kewajibannya, maka kepemimpinannya akan sukses karena dengan sifat amanah yang ditampilkan dari kejujuran, keterbukaan, dan pelayanan yang optimal, maka bawahan akan mendukung sang pemimpin sepenuhnya.
c.       Fathanah, yaitu kecerdasan. Dalam kepemimpinan, sifat cerdas dari seorang pemimpin akan melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan atau konflik yang muncul dalam kepemimpinannya.
d.      Tabligh, yaitu penyampaian atau komunikasi yang baik dalam kepemimpinan. Jika suatu haldisampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan manusia yang semakin solid dan kuat (Hafidhuddin dan Hendri, 2003). Oleh sebab itu, pemimpin harus mempunyai kemampuan mempengaruhi yang baik serta sabar sehingga dapat menciptakan situasi organisasi yang aman dan damai.

2.2.3 Unsur-unsur Kepemimpinan dalam Islam
            Berdasakan buku “Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains dan Islam” karangan Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, Unsur-unsur yang sangat urgen bagi pemimpin dalam kepemimpinan yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin yaitu:
a.       Musyawarah. Melalui ayat-ayat Alqur’an, Islam sangat menganjurkan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan didalam kelompok untuk mendapatkan keputusan yang terbaik. Mengapa demikian? Jika suatu keputusan ditentukan dengan cara musyawarah, maka semua pihak yang terlibat akan menerima dengan lapang dada karena keputusan yang diambil adalah hasil dari kesepakatan bersama, sehingga keputusan tersebut bisa diimplementasikan dengan baik.
b.      Keberanian dalam Kebenaran. Sifat berani dalam kebenaran merupakan kekuatan jiwa yang mengagumkan yang dimiliki oleh pemimpin sebagai bukti atas keimanannya kepada Allah swt. Berdasarkan surah Al-Ahzab ayat 33, Allah menyebutkan bahwa orang yang takut pada Allah tidak akan takut pada siapapun dalam memihak kebaikan serta berani menegakkan keadilan dan kebenaran. Tetapi, ia juga harus bisa tegas dalam memberikan alasan dari tindakannya tersebut.
c.       Optimisme. Optimisme adalah kekuatan jiwa yang positif dan efektif. Orang yang bersifat optimis akan melihat sesuatu dengan senyum dan penuh harapan. Sifat ini akan menghindarkan seorang pemimpin dari sifat mudah putus asa dan putus harapan. Selain itu, sifat putus asa dilarang oleh Allah swt, karena akan meruntuhkan tujuan dan cita-cita seseorang. Maka jika ingin meraih hasil yang terbaik, seorang pemimpin tidak boleh berputus asa.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tindakan orang lain, anggota secara individu dan kelompok dengan interaksi dua arah agar mau bekerja sama secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi, memberikan perintah serta memotivasi anggotanya.
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh mutu keterampilan kepemimpinan yang dimiliki pemimpin. Maka dari itu, seorang pemimpin harus bisa memenuhi indikator sebagai pemimpin, yaitu pandai memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi, atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi-komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan waktu perencanaan.
Dalam pandangan Islam, setiap kita adalah pemimpin atas diri kita sendiri dan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Artinya, pemimpin bukan hanya bertanggung jawab kepada anggotanya, tetapi juga tuhannya. Maka seorang pemimpin harus memenuhi kriteria yang baik, yaitu Shidq (jujur), Amanah (bertanggung jawab), Fathanah (cerdas), serta Tabligh (terbuka dan pandai berkomunikasi dengan baik).
3.2 Saran

Dengan semakin banyaknya mengkaji tentang kepemimpinan terutama dalam perspektif Islam, diharapkan semakin bertambahnya ilmu-ilmu mengenai kepemimpinan yang baik, agar menjadi bekal untuk diri jika kelak menjadi pemimpin atau manajer dalam suatu organisasi. Selain itu, ilmu-ilmu dalam makalah ini diharapkan bisa diaplikasikan didalam kehidupan organisasi, baik formal maupun informal.

DAFTAR PUSTAKA

Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains dan Islam. Medan: Perdana Publishing.
Kartono, Kartini. 1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

DANAU SIOMBAK & KOTA CINA MUSEUM ; HIDDEN HISTORY FROM THE CORNER OF MEDAN CITY


            If we think about Medan, what are things that appear in your mind? Maimun palace? Raya Mosque? Yes, those are right. But, do you know? Besides foods and buildings like Maimun palace and Raya mosque, there are two heritage sites in Medan, Kota Cina museum and Siombak lake.
            Youth who like to explore about heritage and the other side of Medan need to visit these. Siombak lake is an artificial lake in Medan Marelan, North Sumatera. It has 40 hectares, 1000 meters of diameter, and the depth is 12 meters. Siombak lake was appear because of ground exploition have been a big hole and filled by rain and water from Deli dan Terjun river, so it can be an artificial lake called Siombak lake.



            In there, not only Siombak lake, but also there is Kota Cina Museum. The existence of the museum can’t be separated from Siombak lake.
            Kota Cina museum is an archaeologist sine in the side of Siombak lake. In 12-14 century, Kota Cina is an international harbor. So many boat from India, Tiongkok, and Persia docked in Kota Cina. The site has known from 1970, but the history was know when people found an ancient statue in the location of ground exploition for Belmera tol in 1986.
            The heritage site is supposed as a big harbor in the period and there was a glorious kingdon in there. In this harbor, so many people from China who lived in the area. The area also was been a busy harbour, full of transaction of porcelain, ceramics, spices, or statue from south India. Not only trade, but also there was so many history activity in there. The evidence is discovey of draft word from ship fuselage which found as one of fossil, history heritage in here.



            The progress of the trade in the place was stopped because of disarter which attack this place. Based on the legend story in society, the harbour shattered because accept the curse and attacked by the group of molluscs. Other people said that the place shattered because of tsunami.
            The existence of Kota Cina Museum is being proud enough for us as the society in North Sumatera, especially Medan. Because this heritage site is so big, and so many historic archaeological found here and collected in the museum near Siombak lake, like China ceramics from dinasty of Song and Yuan, XI-XIV century, ceramics from Gujarat (India) and Muangthai (Thailang), ancient coin money from Sri Lanka, mini statue, gold, stones from temple which found near the museum. And this heritage site can be a good place to study the history, and even historians have supposed that there is a temple hidden in this site, and we will find it soon if we continue the observation.




            So, do you think that medan is cool because of the heritage after reading the information? I think yes. If you curious with there place, you can come there, on jalan Kota Cina, Paya Pasir, Medan Marelan, Medan City, North Sumatera, Indonesia. See you there!