Jumat, 03 Agustus 2018

I Hate Being Introvert

Perkenalkan, gue Dini. Dan gue seorang introvert.

Mungkin gue ga perlu jelasin lebih jauh tentang introvert. Tapi gue akan coba luruskan sedikit persepsi tentang introvert yang orang awam tahu.
Ketika mendengar kata "introvert", gue yakin banyak dari kalian yang berpikir bahwa introvert adalah seorang kutu buku, pendiam, penyendiri, gak mau berteman, dan sebagainya.

Tapi sebenarnya persepsi itu kurang tepat.
Menurut beberapa artikel dan jurnal yang pernah gue baca, introvert itu bukan orang yang sukanya menyendiri terus. Engga. Introvert juga bisa berteman. Dia juga bisa berinteraksi dengan nyaman di satu perkumpulan. Tapi ya itu, setelahnya introvert butuh waktu untuk me-time, me-recharge energinya kembali karena interaksi dengan khalayak ramai itu menghabiskan energinya.

Btw, gue adalah tipe orang yang seperti itu.

Dan apa yang terjadi ketika gue harus menghadapi momen dimana 24 jam gue dihabiskan bersama lebih dari 17 orang selama sebulan?

Sebagai mahasiswa menjelang tingkat akhir, kampus gue punya beberapa program pengabdian masyarakat, salah satunya adalah KKN (Kuliah Kerja Nyata). Selama satu bulan, gue akan hidup 24 jam bersama-sama 24 orang lainnya selama sebulan, melaksanakan kerja tim dan membuat program pengabdian masyarakat.
Sebelumnya gue gak pernah ada masalah dengan kerja sosial, karena udah punya basic dalam kerelawanan. Dan gue ga pernah punya masalah dalam interaksi dengan orang lain. Itu yang gue pikir.
Ternyata, mulai dari sini gue mulai sadar kekurangan-kekurangan gue.
Kebiasaan gue menikmati waktu sendirian terbawa sampai ke program KKN gue, dimana seharusnya gue harus banyak-banyak berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain.
Sebelum ini, gue merasa bangga bahwa gue beda dari cewek lain. Gue bisa terbiasa kemana-mana sedirian, bahkan travelling jarak jauh. Gak seperti yang lain yang kalau ke toilet mungkin minta ditemenin.
Mungkin gue pribadi baru sadar sekarang karena sebelumnya gak ada yang ngingetin atau ngerasain dampak buruk dari kepribadian gue ini.

Tapi sekarang. Gue ngerasa kesal dengan diri sendiri.

Masalahnya bukan hanya tentang introvert. Gue juga orang yang perfeksionis dalam satu hal yang menjadi tanggung jawab gue, terlalu segan untuk merepotkan orang lain, dan menganggap bahwa "selama tugas ini bisa gue kerjakan sendiri, gue kerjakan sendiri aja deh". Percayalah, sikap ini berbahaya sekali ketika kalian harus menghadapi kerja tim.

Ada satu momen dimana gue akan berbicara atau sharing di forum, setelah itu gue akan keluar, mengambil tempat untuk sendiri sekadar melihat-lihat sekitar.
Ada momen yang lain dimana gue menghandle beberapa hal seperti perizinan, materi, atau konsep yang lain dan berpikir bahwa teman-teman se tim gue akan senang karena gak akan direpotkan lagi sama gue karena hal ini.
Ada juga momen dimana gue ikut menghandle semuanya sendiri karena gue mau semuanya sesuai dengan rencana gue.
Dan bahkan ada momen dimana gue ngerasa inscure dan gak pede temenan sama mereka dan mikir bahwa gue gak cukup asik untuk temenan sama mereka.

Kenyataannya sikap begitu ga bener, dan itu cukup ngerusak hubungan gue dengan teman-teman setim. Mereka merasa tidak dipercaya, mereka merasa jadi orang bego karena ga ngerti apapun tentang project kita, dan lebih parahnya lagi mereka berpikir bahwa gue gak mau temenan sama mereka karena sering sendirian.

Untungnya, teman-teman KKN gue mau ngomong baik-baik. Ngobrol empat mata, dan tanya kenapa gue begitu. Dan separah-parahnya sikap gue, gue selalu melatih diri juga untuk terbuka dan legowo dengan segala kritikan dan keluhan. Mereka ternyata gak seperti yang gue pikirkan. Mereka sangat perhatian dengan gue (sampai izin kemana-mana tetap ditanya "udah makan atau belum", "udah dimana", "jam berapa pulang", "hati-hati ya", "udah dimana? Biar dijemput di simpang sekarang"). Mereka dengerin kenapa gue bersikap begitu, dan entah kenapa gue baru ini bisa bener-bener nyaman cerita tentang gue yang trauma punya pengalaman dibullying yang parah secara psikologis selama masa SMA yang cukup membuat gue depresi dulunya.

Ah iya, gue baru sadar juga sih. Bisa jadi sikap menyendiri gue timbul karena gue pernah dibullying parah dan bikin gue sendirian terus selama beberapa bulan. Gue secara gak sadar menutup diri karena takut punya teman yang dekat banget, tapi akhirnya dimusuhi lagi dan dibullying lagi seperti dulu. Karena yang gue inginkan sekarang adalah menghindari konflik pertemanan agar gak dibullying lagi, dan menjadi orang yang berteman ala kadarnya agar kejadian dulu gak terulang lagi. Tapi ternyata sikap gue ini malah memunculkan konflik juga. Wkwkwk.

Sebagai pengingat untuk diri gue sendiri dan orang-orang yang punya kepribadian yang sama dengan gue, mentor gue pernah bilang seperti ini; "kamu bukanlah hamba/budak dari kepribadianmu. Tapi kamu adalah hamba Tuhanmu".
Artinya, kita bisa mengubah kepribadian kita sesuai dengan kondisi yang ada. Karena kita bukan hidup untuk diri sendiri, namun juga hidup untuk orang lain. Istilah manusia sebagai makhluk sosial itu bener kok. Karena introvert seperti gue bahkan bisa nangis kalau udah menyinggung masalah hubungan pertemanan. Gue pribadi juga merasa "percuma gue banyak-banyak baca buku dan denger podcast tentang self improvement, kalau gue bahkan gabisa aplikasikan itu di kehidupan gue sendiri".

Untuk yang punya teman sama seperti gue, percayalah kita-kita sebenarnya gak ingin dibiarkan. Kita gak ingin dijauhi. Kita cuma ingin dirangkul, ditemani, diberi dukungan dan dianggap menjadi bagian dari kalian. Karena salah satu masalah introvert sendiri adalah cukup sulit berbaur secara konsisten dengan orang lain.

Mungkin segini aja curhatan pengalaman gue. Percayalah menulis ini menjadi media gue meluapkan perasaan agar gue sendiri bisa lega. Semoga bermanfaat buat semuanya.